Friday, May 20, 2016

Dilan Bersama Para Wanita


Judul                      :     Dilan #2
Pengarang              :     Pidi Baiq
Penerbit                 :     Mizan
Tahun Terbit           :     2015
Tempat Terbit         :     Bandung
Jumlah Halaman     :     344 hlm

“Aku suka Dilan-nya Kak Pidi Baiq. Baru beli, tapi sudah aku baca dua kali lho~ Buku yang menyenangkan, jadi ingin kenal Dilan XD.” -@Viny_JKT48
“Selama hampir 27 tahun hidup, baru pertama kali baca novel sampe tamat. Thank You, Dilan.” -@IanisJanuar
“Bukan hanya novel tentang cinta remaja biasa, tapi juga cara mengungkapkan rasa sayang di luar kebiasaan.” -@alirohman21
Begitulah komentar sebagian para pembaca novel Dilan #2 ini (Komentar ini ada pada belakang cover novel).
Novel Dilan #2 merupakan lanjutan novel Dilan #1, judulnya tetap Dilan, hanya saja berbeda tahunnya. Novel pertama sangat booming pada saat peluncurannya. Setelah peluncuran novel pertama ini, banyak para pembaca yang menginginkan Pidi Baiq untuk segera meluncurkan bagian keduanya. Setelah bagian kedua sudah terlaksana, Pidi Baiq mendapat celoteh-celoteh nakal dari pembaca untuk segera meluncurkan Dilan #3. Pidi Baiq menjanjikan para pembaca untuk lebih awal meluncurkan novel tersebut pada saat Jakbook 2015 di Jakarta.
Bukan hanya pembaca lainnya saja yang merasa kesal dengan ending novel Dilan #2 ini, saya pun begitu. Endingnya kurang greget dan sedikit mengambang bila endingnya seperti itu. Awalnya, saya mengira hanya ada dua seri novel Dilan ini. Namun, ternyata ada kelanjutan lagi yang akan diceritakan pada novel bagian ketiganya.
Novel Dilan #2 ini menceritakan tentang masa pacaran Milea Adnan Hussain atau biasa dikenal Milea dengan Dilan. Dan, sampai sekarang saya masih tidak tahu siapa nama lengkap Dilan. Tertulis di kertas bermaterai tanggal 22 Desember 1990, Milea dan Dilan resmi berpacaran di warung Bi Eem. Tentu saja kisah cinta mereka tidak segampang membalikkan tangan.
Baru beberapa hari mereka resmi berpacaran, hadir seseorang bernama Yugo. Yugo ini saudara sekaligus teman kecil Milea. Tante Anis, mamanya Yugo berencana untuk menjodohkan Milea dan Yugo. Milea yang benar-benar jatuh hati pada Dilan jelas saja menentang apa yang tante Anis rencanakan. Bagi Milea, Dilan sudah cukup untuknya, tak ada yang lain. Sebelum kehadiran Yugo, Dilan sempat dikeroyok agen CIA, yang ternyata agen CIA tersebut adalah kakaknya Anhar. Anhar di buku Dilan #1 sempat menampar Milea. Silahkan baca buku Dilan #1 terlebih dahulu untuk kisah Anhar ini.
Setelah Dilan tahu siapa yang mengeroyoknya, ia merencanakan balas dendam. Pembalasan dendam tetap berjalan walaupun Milea sempat menahan Dilan untuk melakukannya dengan ancaman putus. Namun, tetap tidak digubris oleh Dilan. Ancaman putus itu memang sudah biasa dikeluarkan pada sang kekasih untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkannya, sama halnya dengan yang dilakukan Milea. Tetap saja ancaman itu hanya omong kosong belaka, mereka tetap berpacaran. Dilan ditangkap dan ditahan karena keinginan ayahnya yang ingin membuat Dilan jera.
Setelah Yugo, munculah tokoh pak Dedi, seorang calon guru magang di sekolah mereka yang menyukai Milea. Namun, kehadiran tokoh pak Dedi hanya sebagai angin semilir yang datang hanya sepersekian detik saja. Dilanjutkan dengan Milea yang memperkenalkan Dilan kepada keluarganya bahwa mereka resmi berpacaran. Dan kabar Akew meninggal menjadi awal putusnya hubungan mereka. Milea yang keberatan bila Dilan masih bergabung dalam geng motor, namun Dilan tak menggubris yang Milea mau. Kata putus pun terlontar.
Sampai akhirnya dalam novel ini, mereka bertemu lagi ketika sama-sama sudah memiliki pekerjaan. Saat itu, Milea sudah bersama mas Herdi. Tentu kaget melihat Dilan lagi, setelah sekian lama tak jumpa. Milea menikah dengan mas Herdi dan memiliki dua orang anak.
Jelas saja, novel Dilan #2 ini lebih banyak menguras air mata ketika membacanya. Bukan seperti novel Dilan #1 yang berhasil membuat perut kita yang membaca tergoncang akibat kekonyolan yang dilakukan Dilan. Ada beberapa puisi yang setidaknya berhasil membuat saya tersenyum tipis membayangkan bagaimana sosok Dilan bila muncul dalam dunia nyata ini.
“PR-ku adalah merindukanmu. Lebih kuat dari Matematika. Lebih luas dari Fisika. Lebih kerasa dari Biologi.” –Dilan.
“Aku ingin sekolah yang memberi tahu lebih banyak tentangmu melalui pendekatan Fisika dan Biologi.” –Dilan.
“Kalau aku jadi presiden yang harus mencintai seluruh rakyatnya, aduh, maaf, aku pasti tidak bisa karena aku cuma suka Milea.” –Dilan. (Hlm. 30-31)
Wanita mana yang tidak merasa istimewa dibuatkan kata-kata seperti itu? Salah satu kelebihan dari novel ini ialah tokoh Dilan. Novel ini seperti novel kebanyakan pada umumnya, hanya saja Pidi Baiq berhasil membungkus tokoh Dilan menjadi the power di dalam novel ini. Pidi Baiq tidak memberi penjelasan rinci atas sifat fisik yang dimiliki Dilan maupun Milea, deskripsinya sangat sederhana. Karena kesederhanaan itulah yang membuat novel ini berbeda dengan novel lainnya pada tahun 2015.
Saya ibaratkan Dilan ini sebuah figur lelaki yang hebat mengubah wanita yang tadinya seperti tak ada artinya, menjadi sangat istimewa di mata pembaca. Dilan berhasil membuat siapapun pembaca perempuan novel ini mendambakannya. Dilan mampu membuat wanita yang ia sayangi menjadi istimewa untuk Dilan. Dan, Dilan mampu mengubah rasa warna-warni pacaran yang seperti biasa menjadi ada satu hal yang membuat luar biasa dengan sikap humorisnya. Lelaki humoris akan kalah dengan lelaki tampan. Catat baik-baik!
Pidi Baiq menggambarkan Dilan yang merupakan panglima salah satu geng motor yang terkenal bandelnya, namun bisa menduduki peringkat satu atau setidaknya dua di kelas, itu yang tak biasa dalam tokoh sebuah novel. Milea yang cantik dan primadona di sekolah membuat keputusan menerima Dilan karena berbeda dari lelaki lainnya.
Setelah membaca dua novel karya Pidi Baiq ini, rasanya ingin bertemu Dilan secara langsung. Berkenalan dengannya dan mungkin saja Dilan tertarik dengan saya. Novel Dilan #2 milik saya merupakan cetakan ke-9, dimana cetakan pertama pada bulan Juli 2015. Saat ini saya sedang menunggu Dilan #3 meluncur.

1 comments:

  1. Ralat mungkin y "Lelaki tampan akan kalah dengan lelaki humoris. Catat baik-baik!" heuheu..

    ReplyDelete