Judul : Dilan #2
Pengarang : Pidi
Baiq
Penerbit : Mizan
Tahun
Terbit : 2015
Tempat
Terbit : Bandung
Jumlah
Halaman : 344 hlm
“Aku suka Dilan-nya Kak
Pidi Baiq. Baru beli, tapi sudah aku baca dua kali lho~ Buku yang menyenangkan,
jadi ingin kenal Dilan XD.” -@Viny_JKT48
“Selama hampir 27 tahun
hidup, baru pertama kali baca novel sampe tamat. Thank You, Dilan.”
-@IanisJanuar
“Bukan hanya novel
tentang cinta remaja biasa, tapi juga cara mengungkapkan rasa sayang di luar
kebiasaan.” -@alirohman21
Begitulah komentar
sebagian para pembaca novel Dilan #2 ini (Komentar ini ada pada belakang cover
novel).
Novel Dilan #2
merupakan lanjutan novel Dilan #1, judulnya tetap Dilan, hanya saja berbeda tahunnya.
Novel pertama sangat booming pada saat peluncurannya. Setelah peluncuran novel
pertama ini, banyak para pembaca yang menginginkan Pidi Baiq untuk segera
meluncurkan bagian keduanya. Setelah bagian kedua sudah terlaksana, Pidi Baiq
mendapat celoteh-celoteh nakal dari pembaca untuk segera meluncurkan Dilan #3.
Pidi Baiq menjanjikan para pembaca untuk lebih awal meluncurkan novel tersebut
pada saat Jakbook 2015 di Jakarta.
Bukan hanya pembaca
lainnya saja yang merasa kesal dengan ending novel Dilan #2 ini, saya pun
begitu. Endingnya kurang greget dan sedikit mengambang bila endingnya seperti
itu. Awalnya, saya mengira hanya ada dua seri novel Dilan ini. Namun, ternyata
ada kelanjutan lagi yang akan diceritakan pada novel bagian ketiganya.
Novel Dilan #2 ini
menceritakan tentang masa pacaran Milea Adnan Hussain atau biasa dikenal Milea
dengan Dilan. Dan, sampai sekarang saya masih tidak tahu siapa nama lengkap
Dilan. Tertulis di kertas bermaterai tanggal 22 Desember 1990, Milea dan Dilan
resmi berpacaran di warung Bi Eem. Tentu saja kisah cinta mereka tidak
segampang membalikkan tangan.
Baru beberapa hari
mereka resmi berpacaran, hadir seseorang bernama Yugo. Yugo ini saudara
sekaligus teman kecil Milea. Tante Anis, mamanya Yugo berencana untuk
menjodohkan Milea dan Yugo. Milea yang benar-benar jatuh hati pada Dilan jelas
saja menentang apa yang tante Anis rencanakan. Bagi Milea, Dilan sudah cukup
untuknya, tak ada yang lain. Sebelum kehadiran Yugo, Dilan sempat dikeroyok
agen CIA, yang ternyata agen CIA tersebut adalah kakaknya Anhar. Anhar di buku
Dilan #1 sempat menampar Milea. Silahkan baca buku Dilan #1 terlebih dahulu
untuk kisah Anhar ini.
Setelah Dilan tahu
siapa yang mengeroyoknya, ia merencanakan balas dendam. Pembalasan dendam tetap
berjalan walaupun Milea sempat menahan Dilan untuk melakukannya dengan ancaman
putus. Namun, tetap tidak digubris oleh Dilan. Ancaman putus itu memang sudah
biasa dikeluarkan pada sang kekasih untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak
diinginkannya, sama halnya dengan yang dilakukan Milea. Tetap saja ancaman itu
hanya omong kosong belaka, mereka tetap berpacaran. Dilan ditangkap dan ditahan
karena keinginan ayahnya yang ingin membuat Dilan jera.
Setelah Yugo, munculah
tokoh pak Dedi, seorang calon guru magang di sekolah mereka yang menyukai Milea.
Namun, kehadiran tokoh pak Dedi hanya sebagai angin semilir yang datang hanya
sepersekian detik saja. Dilanjutkan dengan Milea yang memperkenalkan Dilan
kepada keluarganya bahwa mereka resmi berpacaran. Dan kabar Akew meninggal menjadi
awal putusnya hubungan mereka. Milea yang keberatan bila Dilan masih bergabung
dalam geng motor, namun Dilan tak menggubris yang Milea mau. Kata putus pun
terlontar.
Sampai akhirnya dalam
novel ini, mereka bertemu lagi ketika sama-sama sudah memiliki pekerjaan. Saat
itu, Milea sudah bersama mas Herdi. Tentu kaget melihat Dilan lagi, setelah
sekian lama tak jumpa. Milea menikah dengan mas Herdi dan memiliki dua orang anak.
Jelas saja, novel Dilan
#2 ini lebih banyak menguras air mata ketika membacanya. Bukan seperti novel
Dilan #1 yang berhasil membuat perut kita yang membaca tergoncang akibat
kekonyolan yang dilakukan Dilan. Ada beberapa puisi yang setidaknya berhasil membuat
saya tersenyum tipis membayangkan bagaimana sosok Dilan bila muncul dalam dunia
nyata ini.
“PR-ku
adalah merindukanmu. Lebih kuat dari Matematika. Lebih luas dari Fisika. Lebih
kerasa dari Biologi.” –Dilan.
“Aku
ingin sekolah yang memberi tahu lebih banyak tentangmu melalui pendekatan
Fisika dan Biologi.” –Dilan.
“Kalau
aku jadi presiden yang harus mencintai seluruh rakyatnya, aduh, maaf, aku pasti
tidak bisa karena aku cuma suka Milea.”
–Dilan. (Hlm. 30-31)
Wanita mana yang tidak
merasa istimewa dibuatkan kata-kata seperti itu? Salah satu kelebihan dari
novel ini ialah tokoh Dilan. Novel ini seperti novel kebanyakan pada umumnya,
hanya saja Pidi Baiq berhasil membungkus tokoh Dilan menjadi the power di dalam
novel ini. Pidi Baiq tidak memberi penjelasan rinci atas sifat fisik yang
dimiliki Dilan maupun Milea, deskripsinya sangat sederhana. Karena
kesederhanaan itulah yang membuat novel ini berbeda dengan novel lainnya pada
tahun 2015.
Saya ibaratkan Dilan
ini sebuah figur lelaki yang hebat mengubah wanita yang tadinya seperti tak ada
artinya, menjadi sangat istimewa di mata pembaca. Dilan berhasil membuat
siapapun pembaca perempuan novel ini mendambakannya. Dilan mampu membuat wanita
yang ia sayangi menjadi istimewa untuk Dilan. Dan, Dilan mampu mengubah rasa
warna-warni pacaran yang seperti biasa menjadi ada satu hal yang membuat luar
biasa dengan sikap humorisnya. Lelaki humoris akan kalah dengan lelaki tampan.
Catat baik-baik!
Pidi Baiq menggambarkan
Dilan yang merupakan panglima salah satu geng motor yang terkenal bandelnya,
namun bisa menduduki peringkat satu atau setidaknya dua di kelas, itu yang tak
biasa dalam tokoh sebuah novel. Milea yang cantik dan primadona di sekolah
membuat keputusan menerima Dilan karena berbeda dari lelaki lainnya.
Setelah membaca dua
novel karya Pidi Baiq ini, rasanya ingin bertemu Dilan secara langsung.
Berkenalan dengannya dan mungkin saja Dilan tertarik dengan saya. Novel Dilan
#2 milik saya merupakan cetakan ke-9, dimana cetakan pertama pada bulan Juli
2015. Saat ini saya sedang menunggu Dilan #3 meluncur.
Ralat mungkin y "Lelaki tampan akan kalah dengan lelaki humoris. Catat baik-baik!" heuheu..
ReplyDelete