Dalam rangkaian
peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Kementerian Riset dan Teknologi Republik
Indonesia mengadakan seminar “Inovasi pangan, energi dan air untuk daya saing
bangsa” di ruang Auditorium Lantai 3
gedung BPPT II. Seminar diadakan sejak siang hari hingga seminar terbagi
menjadi dua bagian. Yang pertama ada sidang pleno yang diisi keynote speech
dari Menteri Riset dan Teknologi Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2, Gusti
Muhammad Hatta.
Saat di podium,
menristek mengingatkan bahwa negara ini memiliki kekayaan alam yang berlimpah
ruah. Namun sayang, kekayaan ini telah membuat kita terbuai, sehingga kita belum
secara optimal memberikan nilai tambah kepada sumber daya alam tersebut untuk
dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Sumber daya alam yang
kita miliki kebanyakan masih dijual dalam bentuk bahan mentah dengan harga yang
murah, sementara itu untuk memenuhi kebutuhan dalam bentuk produk siap pakai,
kita membelinya dengan harga yang lebih mahal melalui impor.
Menristek berharap seminar
ini akan menghasilkan ide dan gagasan dalam upaya membangun Kemandirian Pangan
dan Energi; dan pengelolaan serta pendayagunaan sumber daya Air berbasis pada
kemampuan Iptek. Selain itu, kami berharap dengan melalui seminar ini juga
membangkitkan motivasi kita semua untuk menciptakan kisah-kisah sukses dalam
membangun kedaulatan Pangan, Energi dan penciptaan kuantitas dan kualitas Air
di Indonesia.
Selepas pemberian
Keynote speech dari Menristek RI. Seminar dimulai dengan paparan Kabalitbang kementerian
perhutanan, Hariyono, ia memaparkan
mengenai kebijakan pemanfaatan hasil Litbang Pangan; Kabalitbang Kementerian
ESDM, Sutijastoto, ia mempresentasikan mengenai kebijakan pemanfaatan hasil
Litbang Teknologi energy; Kabalitbang Kementerian PU, Waskito Pandu, ia
berbicara mengenai Kebijakan Pemanfaatan Hasil Litbang Teknologi terkait dengan
Air.
Dilanjut dengan seminar
khusus bidang Energi. Dalam seminar ini, dibahas mengenai Kebijakan dan
Implementasi Energi Nasional. Dimoderatori oleh Taswanda Taryo, seminar ini dibagi
menjadi dua sesi.
Sesi pertama membahas
mengenai Kebijakan dan Implementasi Energi Nasional. Diawali dengan paparan
mengenai Kebijakan Energi Nasional oleh Dr. Ir. Tumiran, seorang anggota DEN.
Beliau senantiasa memperjuangkan agar Sumber Daya Energi harus diubah menjadi
Modal Pembangunan dan tidak lagi menjadi komoditi . Komoditas ekpor harus
digantikan hasil transformasi Brainware dan Skill anak bangsa Indonesia, agar
Indonesia memiliki daya saing dan pertumbuhan ekonominya menjadi produktif,
melalaui dorongan penciptaan lapangan kerja
baru.
Dilanjut dengan Paparan
oleh Pempimpin divisi perencanaan system PT. PLN, I Made Ro Sakya. Beliau
membahas mengenai kondisi dan perencanaan infrastruktur kelistrikan di
Indonesia. Dalam paparannya, ia member gambaran proyeksi permintaan listrik di
Indonesia; diperkirakan tahun 2013-2022 diperlukan 66 GW untuk Indonesia. Guna
memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu, PT. PLN terus melakukan ekspansi power plan,
tetapi masih tetap membutuhkan peningkatan peran PPI.
Selepas itu, Arnold Y.
Soetrisnanto, Penasihat senior PT. Medco Power Indonesia yang juga anggota DRN
memamparkan peran swasta dalam mendukung pemenuhan Energi Nasional. Menurutnya,
PLN akan sangat kesulitan memenuhi kebutuhan energy listrik nasional apabila
tidak dibantu oleh pihak swasta.
Sesi kedua membahas
mengenai Pengembangan Energi baru dan Terbarukan. Sesi kedua ini dimulai dengan
pemaparan Direjn EBT-KE KESDM, Rida Mulyana mengenai pengembangan dan
pemanfaatan energi baru terbarukan dan konservasi energi.
Berikutnya Djarot S.
Wisnubroto selaku perwakilan dari BATAN memaparkan mengenai Kebijkan
pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Nasional Pengembangan Reaktor Daya Non
Komersial, Strategi untuk Pemenuhan Bauran Energi Nasional. Banyak bercerita
mengenai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, ia berharap keberhasilan nasional dalam pembangunan,
pengoperasian dan perawatan serta pemanfaatan RDE akan meningkatkan penerimaan
publik terhadap teknologi nuklir, khususnya PLTN.
Pemapar terakhir,
Tatang Hernas Soerawijaya dari ITB berbicara mengenai arah-arah pengembangan
dan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati.
0 comments:
Post a Comment