Friday, May 13, 2016

Teks Berita Acara Hari Kebangkitan Nasional



Dalam rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia mengadakan seminar “Inovasi pangan, energi dan air untuk daya saing bangsa” di ruang Auditorium Lantai 3  gedung BPPT II. Seminar diadakan sejak siang hari hingga seminar terbagi menjadi dua bagian. Yang pertama ada sidang pleno yang diisi keynote speech dari Menteri Riset dan Teknologi Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2, Gusti Muhammad Hatta.
Saat di podium, menristek mengingatkan bahwa negara ini memiliki kekayaan alam yang berlimpah ruah. Namun sayang, kekayaan ini telah membuat kita terbuai, sehingga kita belum secara optimal memberikan nilai tambah kepada sumber daya alam tersebut untuk dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Sumber daya alam yang kita miliki kebanyakan masih dijual dalam bentuk bahan mentah dengan harga yang murah, sementara itu untuk memenuhi kebutuhan dalam bentuk produk siap pakai, kita membelinya dengan harga yang lebih mahal melalui impor.
Menristek berharap seminar ini akan menghasilkan ide dan gagasan dalam upaya membangun Kemandirian Pangan dan Energi; dan pengelolaan serta pendayagunaan sumber daya Air berbasis pada kemampuan Iptek. Selain itu, kami berharap dengan melalui seminar ini juga membangkitkan motivasi kita semua untuk menciptakan kisah-kisah sukses dalam membangun kedaulatan Pangan, Energi dan penciptaan kuantitas dan kualitas Air di Indonesia.
Selepas pemberian Keynote speech dari Menristek RI. Seminar dimulai dengan paparan Kabalitbang kementerian perhutanan,  Hariyono, ia memaparkan mengenai kebijakan pemanfaatan hasil Litbang Pangan; Kabalitbang Kementerian ESDM, Sutijastoto, ia mempresentasikan mengenai kebijakan pemanfaatan hasil Litbang Teknologi energy; Kabalitbang Kementerian PU, Waskito Pandu, ia berbicara mengenai Kebijakan Pemanfaatan Hasil Litbang Teknologi terkait dengan Air.
Dilanjut dengan seminar khusus bidang Energi. Dalam seminar ini, dibahas mengenai Kebijakan dan Implementasi Energi Nasional. Dimoderatori oleh Taswanda Taryo, seminar ini dibagi menjadi dua sesi.
Sesi pertama membahas mengenai Kebijakan dan Implementasi Energi Nasional. Diawali dengan paparan mengenai Kebijakan Energi Nasional oleh Dr. Ir. Tumiran, seorang anggota DEN. Beliau senantiasa memperjuangkan agar Sumber Daya Energi harus diubah menjadi Modal Pembangunan dan tidak lagi menjadi komoditi . Komoditas ekpor harus digantikan hasil transformasi Brainware dan Skill anak bangsa Indonesia, agar Indonesia memiliki daya saing dan pertumbuhan ekonominya menjadi produktif, melalaui dorongan penciptaan lapangan kerja  baru.
Dilanjut dengan Paparan oleh Pempimpin divisi perencanaan system PT. PLN, I Made Ro Sakya. Beliau membahas mengenai kondisi dan perencanaan infrastruktur kelistrikan di Indonesia. Dalam paparannya, ia member gambaran proyeksi permintaan listrik di Indonesia; diperkirakan tahun 2013-2022 diperlukan 66 GW untuk Indonesia. Guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu, PT. PLN terus melakukan ekspansi power plan, tetapi masih tetap membutuhkan peningkatan peran PPI.
Selepas itu, Arnold Y. Soetrisnanto, Penasihat senior PT. Medco Power Indonesia yang juga anggota DRN memamparkan peran swasta dalam mendukung pemenuhan Energi Nasional. Menurutnya, PLN akan sangat kesulitan memenuhi kebutuhan energy listrik nasional apabila tidak dibantu oleh pihak swasta.
Sesi kedua membahas mengenai Pengembangan Energi baru dan Terbarukan. Sesi kedua ini dimulai dengan pemaparan Direjn EBT-KE KESDM, Rida Mulyana mengenai pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan dan konservasi energi.
Berikutnya Djarot S. Wisnubroto selaku perwakilan dari BATAN memaparkan mengenai Kebijkan pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Nasional Pengembangan Reaktor Daya Non Komersial, Strategi untuk Pemenuhan Bauran Energi Nasional. Banyak bercerita mengenai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, ia berharap keberhasilan nasional dalam pembangunan, pengoperasian dan perawatan serta pemanfaatan RDE akan meningkatkan penerimaan publik terhadap teknologi nuklir, khususnya PLTN.
Pemapar terakhir, Tatang Hernas Soerawijaya dari ITB berbicara mengenai arah-arah pengembangan dan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati.

0 comments:

Post a Comment