Sunday, June 5, 2016

Kerelaan Hati Seorang Zulbahri dalam Cerpen “Ave Maria



Ave Maria merupakan salah satu cerpen dalam karya Idrus yang berjudul Dari Ave Maria ke Jalan Lain Roma. Cetakan pertama pada tahun 1948. Disini saya akan sedikit membahas unsur-unsur instrinsik yang ada dalam cerpen tersebut.
Pertama ialah tema. Menurut saya tema dalam cerpen tersebut adalah percintaan. Dijelaskan dalam cerpen bahwa Zulbahri rela meninggalkan istrinya hanya untuk berbahagia dengan Syamsu. Di dalam cerpen juga diceritakan bahwa dahulu, Wartini dan Syamsu saling memiliki rasa.
Lalu ada alur. Dalam cerpen ini alur yang digunakan alu maju-mundur atau disebut juga alur linear. Dibuktikan dengan Zulbahri menceritakan dirinya di masa silam kepada sepasang suami-istri yang setiap hari dikunjunginya hanya untuk mengambil beberapa bacaan di kolong meja bundar. Disitulah terjadi alur mundur dan terakhir bercerita kembali ke alur maju.
Sudut pandang yang ada dalam cerpen ini ialah sudut pandang orang ketiga. Ini karena penulis tidak menampilkan siapa dirinya dalam cerpen tersebut.
Kemudian ada beberapa tokoh dan wataknya yang akan saya bahas. Tokoh Zulbahri dalam cerpen, wataknya tegar, suka membaca dan tidak rapi. Tegar disini diceritakan pada saat ia merelakan istrinya yang lebih bahagia dan pantas dengan teman lamanya. Lalu ada tokoh Watini yang berwatak egois dan munafik. Egois di sini ia tidak mempedulikan perasaan suaminya, Zulbahri dan mencintai dua laki-laki, suaminya dan teman lamanya, sedangkan munafik terlihat ketika ia berkata bahwa ia hanya mencintai suaminya saja bukan teman lamanya.
Ada tokoh Syamsu yang berwatak licik dan mudah terpikat, diceritakan bahwa ia kembali menemui Wartini ketika Tini sudah berkeluarga dan sampai menghamili pula. Lalu tokoh ayah yang baik karena dengan sabar menunggu kehadiran Zulbahri ketika sudah seminggu tidak kemari. Dan terakhir tokoh ibu yang baik karena mendengarkan cerita Zulbahri dengan sabar dan penuh perhatian layaknya kepada anak sendiri.
Bahasa yang digunakan dalam cerpen ini bahasa Indonesia baku. Namun, masih bisa dimengerti oleh pembaca zaman sekarang.
Latar/ setting yang dipakai dalam cerpen:
Latar waktu : Pagi hari, “Aneh betul. Kami sedang duduk-duduk pula di beranda depan. Hari panas alang kepalang”. Sore hari, “Matahari sudah mulai condong ke barat. Sebentar lagi akan hilang dari pandangan mata”. Malam hari, “Malam bukan purnama raya. Kami duduk di beranda depan”.
Latar tempat : Jalan, “Tiba-tiba ia tertawa gelak-gelak, sambil menunjuk ke tengah jalan”, beranda rumah, rumah Ayah dan rumah Zulbahri.
Latar suasana : sedih
Amanat yang disampaikan dari cerpen Ave Maria ialah relakan seseorang yang kita cintai pergi untuk menemukan kebahagiaannya sendiri bila bersama kita hanya ada bayang-bayang masa lalu, bukan diri kita. Lalu hargai perasaan seseorang yang sudah menerimamu baik kekurangan maupun kelebihan.
Lalu teknik penokohan yang digunakan dalam cerpen ialah penokohan dengan teknik ekspositoris atau disebut juga sebagai teknik analitis. Karena pelukisan tokoh dalam cerpen dilakukan dengan memberikan uraian, deskripsi. Cerpen Ave Maria menggunakan teknik ini untuk menjelaskan bagaimana sosok Zulbahri dalam cerpen.
“Masih jelas terlihat oleh kami, hari perkenalan kami dengan Zulbahri. Baju jasnya sudah robek-robek, di bagian belakang tinggal hanya benang-benang saja lagi, terkulai seperti ekor kuda.”

0 comments:

Post a Comment