Ave Maria merupakan salah satu cerpen
dalam karya Idrus yang berjudul Dari Ave Maria ke Jalan Lain Roma. Cetakan
pertama pada tahun 1948. Disini saya akan sedikit membahas unsur-unsur
instrinsik yang ada dalam cerpen tersebut.
Pertama ialah tema. Menurut saya tema
dalam cerpen tersebut adalah percintaan. Dijelaskan dalam cerpen bahwa Zulbahri
rela meninggalkan istrinya hanya untuk berbahagia dengan Syamsu. Di dalam
cerpen juga diceritakan bahwa dahulu, Wartini dan Syamsu saling memiliki rasa.
Lalu ada alur. Dalam cerpen ini alur
yang digunakan alu maju-mundur atau disebut juga alur linear. Dibuktikan dengan
Zulbahri menceritakan dirinya di masa silam kepada sepasang suami-istri yang
setiap hari dikunjunginya hanya untuk mengambil beberapa bacaan di kolong meja
bundar. Disitulah terjadi alur mundur dan terakhir bercerita kembali ke alur
maju.
Sudut pandang yang ada dalam cerpen ini
ialah sudut pandang orang ketiga. Ini karena penulis tidak menampilkan siapa
dirinya dalam cerpen tersebut.
Kemudian ada beberapa tokoh dan wataknya
yang akan saya bahas. Tokoh Zulbahri dalam cerpen, wataknya tegar, suka membaca
dan tidak rapi. Tegar disini diceritakan pada saat ia merelakan istrinya yang
lebih bahagia dan pantas dengan teman lamanya. Lalu ada tokoh Watini yang
berwatak egois dan munafik. Egois di sini ia tidak mempedulikan perasaan
suaminya, Zulbahri dan mencintai dua laki-laki, suaminya dan teman lamanya,
sedangkan munafik terlihat ketika ia berkata bahwa ia hanya mencintai suaminya
saja bukan teman lamanya.
Ada tokoh Syamsu yang berwatak licik dan
mudah terpikat, diceritakan bahwa ia kembali menemui Wartini ketika Tini sudah
berkeluarga dan sampai menghamili pula. Lalu tokoh ayah yang baik karena dengan
sabar menunggu kehadiran Zulbahri ketika sudah seminggu tidak kemari. Dan
terakhir tokoh ibu yang baik karena mendengarkan cerita Zulbahri dengan sabar
dan penuh perhatian layaknya kepada anak sendiri.
Bahasa yang digunakan dalam cerpen ini
bahasa Indonesia baku. Namun, masih bisa dimengerti oleh pembaca zaman
sekarang.
Latar/ setting yang dipakai dalam
cerpen:
Latar waktu : Pagi hari, “Aneh betul.
Kami sedang duduk-duduk pula di beranda depan. Hari panas alang kepalang”. Sore
hari, “Matahari sudah mulai condong ke barat. Sebentar lagi akan hilang dari
pandangan mata”. Malam hari, “Malam bukan purnama raya. Kami duduk di beranda
depan”.
Latar tempat : Jalan, “Tiba-tiba ia
tertawa gelak-gelak, sambil menunjuk ke tengah jalan”, beranda rumah, rumah
Ayah dan rumah Zulbahri.
Latar suasana : sedih
Amanat yang disampaikan dari cerpen Ave
Maria ialah relakan seseorang yang kita cintai pergi untuk menemukan
kebahagiaannya sendiri bila bersama kita hanya ada bayang-bayang masa lalu,
bukan diri kita. Lalu hargai perasaan seseorang yang sudah menerimamu baik
kekurangan maupun kelebihan.
Lalu teknik penokohan yang digunakan
dalam cerpen ialah penokohan dengan teknik ekspositoris atau disebut juga
sebagai teknik analitis. Karena pelukisan tokoh dalam cerpen dilakukan dengan
memberikan uraian, deskripsi. Cerpen Ave Maria menggunakan teknik ini untuk
menjelaskan bagaimana sosok Zulbahri dalam cerpen.
“Masih jelas terlihat oleh kami, hari
perkenalan kami dengan Zulbahri. Baju jasnya sudah robek-robek, di bagian
belakang tinggal hanya benang-benang saja lagi, terkulai seperti ekor kuda.”
0 comments:
Post a Comment