Thursday, April 28, 2016
Tuesday, April 26, 2016
Antologi Puisi - Puisi Indonesia Modern Anak-anak
Data
Buku :
Judul
:
Puisi Indonesia Modern Anak-anak.
Karya : gabungan puisi dari
beberapa penyair, antara lain Chairil Anwar, Amir Hamzah, Eka Budianta,
Roestam Effendi, Rendra, Sapardi Djoko Darmono, Subagio
Sastrowardoyo, Sutardji C Bachri, Taufik Ismail.
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia.
Tebal
buku : 95 halaman.Tahun terbit : cetakan pertama Januari 2003, cetakan kedua Februasi 2007, cetakan ketiga April 2008.
Buku
antologi puisi ini, merupakan beberapa kumpulan puisi dari penyair-penyair yang
sudah terkenal di Indonesia. Antologi puisi ini memang sengaja disusun oleh
Yayasan Obor Indonesia untuk memperkenalkan puisi dari berbagai penyair
terkenal Indonesia untuk para generasi muda. Karya puisi yang dimuatnya terdiri
dari Chairil Anwar, Amir Hamzah, Eka Budianta, Roestam Effendi, Rendra, Sapardi
Djoko Darmono, Subagio Sastrowardoyo, Sutardji C Bachri, Taufik Ismail. Pada
buku antologi ini menampilkan setiap karya puisi penyair rata-rata 2-5 karya
puisi. Namun, agar lebih terarah akan di fokuskan untuk mengkaji gaya
kepenulisan Chairil Anwar dan Taufiq Ismail.
Dalam
penulisan puisinya Chairil Anwar banyak menggunakan diksi-diksi konotatif, atau
kalimat-kalimat perumpaman. Sehingga, agak sulit untuk memahami makna apa yang
ingin disampaikan oleh Chairil Anwar dalam puisinya. Untuk memahami puisi-puisi
karya Chairil Anwar, pembaca harus membacanya berulang-ulang agar dapat
memahami maknanya. Meskipun menggunakan kalimat-kalimat konotatif yang agak
sulit dipahami, namun Chairil Anwar tetap menampilkan nilai keindahan dalam
puisinya melalui pilihan-pilihan katanya. Bentuk kepenulisan puisi-puisi
Chairil Anwar sebagian besar berarah dari kiri ke kanan, tetapi ada juga bentuk
kepenulisan puisi yang sangat menjorok ke kanan. Sepertinya hal ini di
maksudkan untuk memberi kesan dan makna tersendiri untuk setiap puisinya..
Sedangkan
puisi Taufiq Ismail berbeda dengan puisi Chairil Anwar. Dalam penulisan
puisi-puisi Taufiq Ismail, ia memilih menggunakan diksi konotatif atau kata
dengan makna yang sesungguhnya. Pemilihan kata-kata yang lugas menjadikan
puisi-puisi Taufiq Ismail dapat dengan mudah dipahami. Makna yang ingin di
sampaikannya pun dapat di terima dengan mudah oleh para pembacanya. Misalnya
pada puisi Taufiq Ismail yang berjudul “Seorang Tukang Rambutan dan Istrinya”,
sayair terakhir puisi ini berbunyi “belum
pernah seumur hidup, orang-orang berterima-kasih begitu jujurnya, pada orang
kecil seperti kita”. Dari kutipan puisi tersebut dapat dilihat, bahwa
betapa bahagianya seorang tukang rambutan sebagai orang kecil yang mendapatkan
ucapan terimakasih yang diucapkan dengan sangat jujur dan ikhlas oleh seorang
manusia. bentuk kepenulisan puisi Taufiq Ismail rata-rata hampir seperti pada
puisi seperti biasanya. Namun, pada bentuk kepenulisan puisi “Seorang Tukang
Rambutan dan Istrinya”, Taufiq Ismail seperti ingin menggambarkan bentuk
penulisan puisi yang di narasikan seperti orang yang sedang bercerita. Ini
terlihat pada isi puisinya yang menampilkan dialog-dialog antara tukang
rambutan dengan mahasiswa untuk menunjang makna yang ingin di sampaikannya.
Thursday, April 21, 2016
Antologi Puisi - Kota Cahaya
Daftar Buku :
Judul :
Kota Cahaya
Karya :
Isbedy Stiawan Z.S.
Penerbit :
Grasindo
Tebal buku :
153 halaman.
Tahun terbit :
2005.
Berbeda dengan antologi puisi Rendra dan
Wiji Thukul yang mengangkat tema tentang keadan suatu bangsa, Isbedy Stiawan
Z.S mengangkat tema sebuah peraaan cinta yang dikemas melalui kata-kata yang romantis.
Isbedy menggambarkan sebuah perasaan dengan kalimat-kalimat yang jernih
sehingga menambah kesan bahasa puisinya semakin romantis. Dalam pemilihan
diksi, Isebdy menggunakan diksi yang konatif. Sebenarnya pemilihan diksi yang
konotatif sangat tepat dan bagus untuk menggambarkan tentang sebuah perasaan
cinta. Namun, meski dirasa pemilihan diksi yang konotatif pada puisi Isbedy sudah
sangat sesuai, tetapi untuk para pembaca awan, puisi-puisi Isbedy akan sulit di
pahami. Pembaca akan mengalami kesulitan memahami makna apa yang ingin
disampaikan penyair karena menggunakan kalimat-kalimat konotatif, meski
pemilihan kata-katanya sudah sangat bagus.
Nilai estetika yang terdapat pada
antologi puisi Isbedy terletak dalam pemilihan kata-katanya yang sangat indah,
meskipun agak sulit dipahami oleh para pembaca awam. Selain itu, bentuk
kepenulisan Isbedy ada yang bentuknya dari kiri ke kanan, ada yang sedikit
menjorok ke kanan, dan ada yang sangat menjorok ke kanan, ini merupakan salah
satu cara Isbedy, untuk menambahkan kesan makna di dalam puisinya.
Perumpamaan-perumpanan yang digunakan oleh Isbedy biasanya perempuan tentang
keindahan-keindahan alam.
Sunday, April 17, 2016
Priyayi dan Sahaya dalam Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer
Penulis Novel
Gadis Pantai ini, Pramoedya Ananta Toer, lahir di Blora, Jawa Tengah, Indonesia
pada tanggal 6 Februari 1925. Dia salah satu orang yang sangat berjasa bagi
sastra Indonesia karena buku yang sudah ditulisnya sangat menarik untuk dibaca.
Separuh hidupnya dihabiskan dalam penjara karena menentang Belanda pada saat
itu. Tetapi, ia mempunyai banyak penghargaan dalam bidang sastra.
Tahun 1982,
cetakan pertama Gadis Pantai ini diterbitkan. Bukan hanya Gadis Pantai karya
Pram, masih banyak deretan judul novel yang ditulis oleh Pram, diantaranya
Rumah Kaca (1988), Bumi Manusia (1980), Jejak Langkah (1985), Keluarga Gerilya
(1986), dan sebagainya.
Saya akan sedikit
membahas pokok-pokok yang ada di dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya ini.
Yang pertama saya akan membahas hal yang mengesankan dan tidak mengesankan
dalam novel tersebut.
Hal yang
mengesankan menurut saya dalam penokohan tokoh utama dalam novel ini tidak
diberi nama sepanjang alur cerita. Hanya dipanggil dengan sebutan “Gadis
Pantai” atau “Mas Nganten”. Menarik di sini menurut saya karena mengajak
pembaca untuk sedikit bermain oleh penamaan tokoh yang tanpa nama seperti
kebanyakan novel. Menyuruh pembaca untuk mengingat bahwa tokoh utama ialah si
Gadis Pantai ini. “Mereka ditinggalkan di ruangan panjang itu. Tak ada seorang pun
bicara. Gadis Pantai lupa pada tangisnya”. (Gadis Pantai, 2003:17) “Gadis
Pantai terperanjat. Sisir di tangannya jatuh di atas meja”. (Gadis
Pantai, 2003:27) “Aku terlalu lelah, Mas Nganten. Buatlah aku bermimpi tanpa tidur”. (Gadis
Pantai, 2003:101)
Friday, April 15, 2016
Keadaan Indonesia dalam Puisi Kesaksian Tahun 1967 “Blues untuk Bonnie” Karya WS Rendra
KESAKSIAN
TAHUN 1967
Oleh : WS Rendra
Dunia yang
akan kita bina adalah dunia baja
kaca dan
tambang-tambang yang menderu
Bumi bakal
tidak lagi perawan,tergarap dan terbukasebagai lonte yang merdeka
Mimpi yang
kita kejar, mimpi platina berkilatan
Dunia yang
kita injak, dunia kemelaratan
Keadaan yang
menyekap kita, rahang serigala yang menganga
Nasib kita
melayang seperti awan
Menantang
dan menertawakan kita,menjadi kabut dalam tidur malam, menjadi surya dalam
kerja siangnya
Kita akan
mati dalam teka-teki nasib inidengan tangan-tangan yang angkuh dan terkepal
Tangan-tangan
yang memberontak dan bekerja
Tangan-tangan
yang mengoyak sampul keramatdan membuka lipatan surat suciyang tulisannya ruwet
tak bisa dibaca
Thursday, April 14, 2016
Ada Duka di Balik Senyuman dari Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari
Cerpen
“Senyum Karyamin” ini salah satu dari 13 cerpen yang berada dalam satu buku
kumpulan puisi yang berjudul “Senyum Karyamin”. Cetakan pertama di tahun 1995
dan sekarang sudah cetakan ke-9 tahun 2013. 13 cerpen yang ada dalam buku
kumpulan cerpen ini rata-rata menceritakan tentang orang-orang kecil dengan
kehidupannya. Sehingga banyak komentar yang keluar dari pembaca, terlalu
monoton menggunakan tema orang-orang kecil.
Walaupun
tema atau cerita dalam cerpen-cerpennya mengambil orang-orang kecil sebagai
tokoh. Namun, itu membuat Ahmad Tohari lebih leluasa dalam ceritanya. Seperti
dalam cerpen Senyum Karyamin, Ahmad Tohari tidak menggunakan bahasa yang berat,
yang susah untuk dipahami untuk sekali baca, melainkan menggunakan kata-kata
yang biasa dipakai sehari-hari dalam penggunaannya.
Senyum
Karyamin menceritakan tentang betapa susahnya menjadi seorang pengumpul batu
yang di dalam cerita belum dibayar juga atas batu-batu yang sudah dikumpulkan
Karyamin dan para warga desa. Lalu ada kehadiran Saidah, penjual nasi pecel
yang senantiasa datang ke tempat pengepul untuk menagih utang kawan-kawan
Karyamin.
Saya
akan sedikit membahas apa saja yang ada dalam cerpen Senyum Karyamin karya
Ahmad Tohari ini.
Tema
yang ada dalam cerpen ini ialah pantang menyerah. Seorang Karyamin sebagai
pengumpul batu, walaupun belum dibayar-bayar oleh si pengepul batu, tetap
melaksanakan kerjanya. Walaupun dari sungai ke tempat pengepul jalanan yang
dilalui tidak mulus. Dua kali Karyamin ikut berkejaran dengan batu-batu ke
bawah ketika tanjakan, namun Karyamin kembali mengambil batu-batunya yang
berjatuhan itu.“Pagi ini Karyamin sudah
dua kali tergelincir. Tubuhnya rubuh lalu menggelinding ke bawah, berkejaran
dengan batu-batu yang tumpah dari keranjangnya.”
Wednesday, April 13, 2016
Antologi Puisi - Potret Pembangunan Dalam Puisi
Data Buku :
Judul
:
Potret Pembangunan Dalam Puisi
Karya
: W.S Rendra.
Penertbit
: Pustaka Jaya.
Tebal
buku : 88 halaman.
Tahun terbit :
cetakan pertama tahun 1993, cetakan kedua tahun 1996, cetakan ketiga tahun
2013.
Pada
antologi puisi Rendra yang berjudul Potret Pembangunan Dalam Puisi, ia menggambarkan
bagaimana kondisi Indonesia yang sedang terjadi pada saat itu, khuhsusnya pada
kondisi pembangunan. Ini terlihat dari beberapa judul puisinya, yaitu: Sajak
Pertemuan Mahasiswa dan Sajak Seonggok Jagung serta masih ada beberapa yang
lainnya. Bentuk kepenulisan puisi Rendra rata-rata adalah puisi bersyair panjang.
Namun, dalam setiap puisinyaia menggunakan diksi yang lugas dan langsung
mengarah dengan maksud yang akan ia sampaikan dalam puisinya. Meskipun,
rata-rata puisi Rendra termasuk puisi yang bersyair panjang, dengan ia memilih
diksi yang tepat dan lugas menjadikan puisinya mudah dipahami oleh para
pembacanya. Selain itu, diksi lugas yang dipilih Rendra dan memiliki makna yang
sebenarnya dan menambah nilai estetika tersendiri pada setiap karyanya. Bentuk
penulisan setiap puisinya pun berbeda-beda, ada bentuk puisi yang ditulis lurus
biasa saja, ada yang ditulis lurus dari kiri ke kanan lalu pada bait
selanjutnya agak dibuat menjorok ke kanan, dan ada pula yang di antara syairnya
diberi tanda (-) atau bahkan tanda titik dengan jumlahnya banyak (………….). Mungkin
bentuk kepenulisan seperti ini, memiliki makna khusus dalam puisi Rendra. Dengan
bentuk kepenulisan yang seperti ini, juga menambah nilai keindahan pada puisi
Rendra.
Subscribe to:
Posts (Atom)