Thursday, April 7, 2016

Kritik Novel In a Blue Moon


MENEMUKAN JODOH MELALUI NOVEL

Persoalan tentang perjodohan bukanlah sebuah persoalan baru yang ada ditengah-tengah kehidupan masyarakat, baik masyarakat Indonesia maupun masyarakat luar negeri. Berbagai cara ditempuh agar setiap manusia dapat menemukan jodoh terbaiknya masing-masing. Ketika seseorang belum menemukan jodohnya, terkadang orang-orang terdekatlah yang membantu mereka mendapatkan jodoh. Dari sinilah timbul berbagai macam konsep tentang perjodohan. Timbulnya berbagai macam konsep tentang masalah cinta dan perjodohan merupakan hal yang cukup menarik untuk diceritakan kembali. Masyarakat sudah mengenal tentang istilah perjodohon sejak zaman dahulu. Melihat keadaan seperti ini, para penulis sejak zaman dahulu hingga zaman sekarang banyak yang mengangakt tulisannya dengan tema perjodohan. Para penulis yang pernah menulis novel tentang konsep perjodohan diantaranya adalah Marah Rusli dengan novelnya yang berjudul Siti Nurbaya, Ilana Tan dengan novelnya yang berjudul In a Blue Moon, Maya Lestari dengan novelnya yang berjudul Love, Interrupted dan masih banyak yang lainnya.
Awal perkembangan novel dimulai dengan timbulnya novel-novel Melayu Cina sekitar tahun 1885.  Sedangkan di Indonesia pada tahun 1920 dianggap sebagai tahun lahirnya kesusastraan Nasional yang ditandai dengan lahirnya novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar. Kemudian pada awal abad ke-20an, lahirlah angkatan Balai Pustaka. Sekelompok penggarang pada angkatan Balai Pustaka memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan budi pekerti dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui bacaan. Dalam perkembangannya, angkatan ini sebenarnya diciptakan oleh orang-orang Belanda. Tujuan mereka mendirikan angkatan Balai Pustaka sebenarnya bukan untuk mengembangkan dan memajukan karya sastra Indonesia, melainkan untuk kepentingan politik belaka. Sebagian besar karya sastra pada angkatan Balai Pustaka, bertemakan tentang perjodohan atau kawin paksa. Contoh novel yang bertemakan perjodohan pada angkatan Balai Pustaka yaitu novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli.
Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli menceritakan tentang kehidupan seorang gadis yang bernama Siti Nurbaya yang terpaksa menikah dengan orang yang tidak dicintainya. Ia terpaksa meninggalkan kekasihnya yang bernama Samsul Bahri. Saat itu Samsul Bahri sedang sedang melanjutkan sekolahnya di stovia, Jakarta. Siti Nurbaya terpaksa menikah dengan Datuk Maranggih karena untuk menyelamatkan ayahnya dari hutang-hutang yang membelitnya. Sebelum ia menikah dengan Datuk Maringgih, ia pernah mengirimkan surat kepada Samsul Bahri dan menceritakan tentang keadaan yang sedang menimpa keluarganya.
Pada suatu hari ketika Samsul bahri dalam liburan kembali ke Padang, ia dapat bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri Datuk Maringgih. Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga terjadi keributan. Teriakan Siti Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras. Baginda Sulaiman berusaha bangkit, tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas terakhir. Mendengar itu, ayah Samsul Bahri, yaitu Sultan Mahmud yang kebetulan menjadi penghulu kota Padang merasa malu atas perbuatan anaknya. Sehingga Samsul Bahri harus kembali ke Jakarta dan ia berjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluargannya di Padang. Datuk Maringgih juga tidak tinggal diam, karena Siti Nurbaya diusirnya.
Siti Nurbaya yang mendengar bahwa kekasihnya diusir oleh orang tuanya, berniat untuk pergi menyusul Samsul Bahri ke Jakarta. Tetapi, niatnya itu diketahui oleh kaki tangan Datuk Maringih. Karena itu dengan siasat dan fitnahnya, Datuk Maringgih yang di bantu oleh kaki tangannya dapat memaksa Siti Nurbaya kembali dengan perantaraan polisi. Tak lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracun yang sengaja diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih. Kematian Siti Nurbaya itu terdengar oleh Samsul Bahri sehingga ia menjadi putus asa dan mencoba melakukan bunuh diri. Akan tetapi ia tak meninggal saat melakukan usaha bunuh diri. Sejak saat itu Samsul Bahri tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer.
Sepuluh tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsul Bahri yang telah berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsul Bahri yang mengubah namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsul Bahri menembaknya. Datuk Maringgih jatuh tersungkur. Namun, sebelum tewas ia sempat membacok kepala Samsul Bahri dengan parangnya.
Samsul Bahri alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat terakhir menjelang ajalnya, ia meminta dipertemukan dengan ayahandanya. Tetapi ajal lebih dulu merenggut sebelum Samsul Bahri sempat bertemu dengan orangtuanya.
Dapat dilihat bahwa di dalam cerita novel Siti Nurbaya, tema yang sangat menonjol adalah tema perjodohan. Meskipun Siti Nurbaya merupakan novel lama yang mengangkat tema perjodohan yang banyak terjadi pada zaman dahulu. Namun, pada kenyataannya sampai saat ini masih saja terjadi persoalan tentang perjodohan pada masyarakat. Tema perjodohan pun sampai sekarang masih banyak diceritakan kembali oleh para penulis saat ini. Salah satu penulis yang mengangkat tema perjodohan adalah Ilana Tan dengan novelnya yang berjudul In a Blue Moon.
Berbeda dengan Marah Rusli. Konsep perjodohan yang ditulis Ilana Tan terkesan lebih modern. Hal ini terlihat dari alur cerita yang disampaikan Ilana Tan dalam novelnya. Pada novel In a Blue Moon, konsep perjodohan bukan di latar belakangi oleh paksaan orang tua, seperti novel Siti Nurbaya. Namun, perjodohan terjadi karena kakek Lucas menginginkan cucunya menikah dengan cucu sahabatnya. Lalu dalam novel ini, kedua tokoh utamanya yaitu Lucas Ford dan Sophie Wilson pada akhirnya saling jatuh cinta. Meskipun pada awalnya Sophie sangat membenci Lucas karena tindakan Lucas  sewaktu mereka berdua masih SMA. Mengetahui bahwa Sophie membenci Lucas sejak SMA, kakek Sophie yang merupakan sahabat dekat kakek Lucas pun tidak memaksakan Sophie untuk menerima acara perjodohan itu. Ia hanya menginginkan Sophie bahagia dengan pilihannya sendiri.
Lucas menerima keputusan kakeknya yang menjodohkan dia dengan Sophie bukan karena terpaksa seperti Siti Nurbaya yang menerima perjodohannya dengan Datuk Maringgih. Lucas menerima perjodohan itu karena Lucas ingin membuktikan kepada Sophie, bahwa ia bukanlah Lucas sepuluh tahun yang lalu. Walaupun beberapa kali mendapatkan penolakan dari Sophie yang masih menganggap bahwa Lucas belum berubah, Namun, Lucas tak pernah menyerah untuk meyakinkan Sophie bahwa dirinya telah berubah menjadi orang yang lebih baik. Akhirnya usaha Lucas tidak sia-sia. Ia berhasil membuat Sophie memaafkannya dan membuat Sophie jatuh cinta kepada dirinya, seperti ia yang sudah jatuh cinta kepada Sophie sejak mereka masih SMA.
Pada novel ini Ilana Tan juga memberi tahu kepada para pembaca bahwa tradisi perjodohan bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga terjadi di luar negeri.  Hal ini dibuktikan oleh penulis yang mengambil setting latar tempat di Amerika. Tradisi perjodohan sering dianggap sebagai tradisi kuno yang hanya dilakukan oleh orang-orang pada zaman dahulu. Hal ini dapat dilihat dari kutipan salah satu tokoh dalam novel In a Blue Moon “astaga, memangnya kita hidup di zaman apa?”. Dari kutipan dialog tersebut terlihat bahwa pada zaman sekarang tradisi perjodohan adalah tradisi yang sudah jarang bahkan tidak ditinggalkan oleh masyarakat.  
Di Indonesia tradisi perjodohan masih sering ditemui terutama pada masyarakat daerah-daerah tertentu. Tradisi perjodohan dilakukan oleh kedua orang tua belah pihak dengan tujuan agar anak-anak mereka tidak salah dalam hal memilih jodoh. Namun, tekadang orang tua juga lupa memikirkan perasaan anaknya  yang akan dijodohkan. Dari novel In a Blue Moon karya Ilana Tan ini kita dapat belajar bahwa di dalam kehidupan keluarga juga harus memiliki sikap demokrasi dan juga menghargai keputusan orang lain untuk menentukan kehidupannya, termasuk soal jodoh.

0 comments:

Post a Comment